Permusikan dan seni pertunjukan Bali yang sedang tumbuh justru lumpuh karena kehilangan panggung.
Yuk, jaga atmosfer pertumbuhan ini.
Ikut berperan aktif melalui urun daya, kita ciptakan panggung yang representatif bagi musisi dan karya kolaborasi yang akan lahir dan bisa disaksikan khalayak luas secara virtual.
Mebraya Virtual Performance Perdana akan dibintangi oleh
Tanksi Putra, Meet the Future, dan Dive Collate
Profit dari penjualan tiket akan diberikan 50% ke artis dan 50% ke tim produksi (video & audio recording, editing, marketing, and administrasi)
Setiap kontribusi dan urun daya yang kawan-kawan lakukan akan dicantumkan dalam video dokumentasi.
Tanksi Putra
Tanksi Putra, atau akrab disapa Tanksi, adalah seorang penggiat musik kelahiran Ubud, yang sudah hampir kurang lebih 6 tahun berkarir sebagai musisi. Pada awal 2012 bergabung dengan salah satu band Metal Core "Divine Amnesty" sebagai Gitaris, dan selama 2 tahun band ini menyatakan vakum. Hingga akhirnya di tahun 2014 bergabung di salah satu band Pop Punk "Good Morning Sunrise" (GMS) sebagai Bass Player.
Berjalan sampai 4 tahun lamanya, diselingan pertengahan tahun 2016 kembali membentuk duo akustik "The Wooden Pipe" dengan gitaris dari "GMS" hingga menelurkan satu single berjudul "Bersamamu"
Pada tahun 2017-18, ia memilih keluar dari "GMS" dan menonaktifkan "The Wooden Pipe" dan memilih untuk bersolo karir di musik akustik dengan nuansa folk dengan ciri khas tersendiri.
Di awal Juli 2019, Tanksi Putra menelurkan single pertama yang bertajuk "Sebatas Bayangan" berupa video lirik di YouTube.
Meet the Future
Proyek musik sinematik oleh Ramdaniansyah, seorang musisi multi-instrumental Indonesia, yang terbentuk sejak 2018.
Selain mengisi film scoring Rekat (2020), Meet the Future, atau MTF, sudah menghiasi berbagai panggung sepanjang 2019-2020. Di antaranya ada Muatan Lokal Misa Senin Malam #11, Baharat, Festival Musik Rumah, Chaos Non Musica Festival, Si Gerak Solo Exhibition by DXGO, Eiger Adventure & Backyard Customs Ride & Camp, Rumah Sanur, dan Teras Gandum.
Dalam penampilannya, MTF live-loop gitar, bass, drum elektrik, synthesizer, dan instrumen organik dipadu dengan rekaman visual-mapping.
Dive Collate
Divecollate trio shoegaze/dreampop asal Bali. Terbentuk pada 2018 lalu, dengan formasi Pingkan (vocal,guitar), Bondet (guitar), Aris (bass). Musik mereka banyak di pengaruhi oleh sound band era 90an seperti My Bloody Valentine, Slowdive, Ride, hingga Whirr, dan yang lainnya.
Pada 2019 lalu, Divecollate telah merilis mini album fisik bertajuk ‘Singles Jar’ yang di rilis di bawah naungan label independen asal Jakarta, Anoa Records, lalu menggelar Tour perdananya ke 4 kota Jogja, Bandung, Jakarta, Bogor, dan Bali sebagai konser penutup dari serangkaian tournya.
2020 ini, Divecollate kembali ke studio dan berencana untuk merampungkan album penuh perdananya dengan segera.